Apa sih
keprihatinan orang tua terhadap anak-anak zaman sekarang? Pertanyaan ini menjadi pertanyaan pembuka pada sesi rekoleksi
orang tua calon penerima komuni pertama. Kegiatan seperti ini sebenarnya mirip
dengan ‘parenting’. Muncul daftar panjang keprihatinan mereka. Daftar panjang keprihatinan
orang tua menjadi materi refleksi bagi saya dalam rangka menyusun materi
latihan kepemimpinan para pelajar secara umum. Materi itu saya kemas dalam
sebuah pelatihan dasar kepemimpinan untuk semua siswa. Kemasan pelatihan dasar
kepemimpinan ini saya sebut “Basic Mentality for Student”. Pelatihan dasar ini
diperuntukan bagi semua siswa bukan ditujukan hanya untuk sekelompok siswa
pilihan. Mengapa? Karena pada prinsipnya semua siswa berhak memperoleh
pembinaan mental dasar sebagai pribadi yang layak meraih kebahagiaan sebagai
pelajar. Bahagia sebagai pelajar inilah sesungguhnya syarat memperoleh
kesuksesan belajar.
Berikut ini beberapa topik topik
refleksi pelatihan basic mentality untuk para siswa SMP Yuwati Bhakti Sukabumi Jawa Barat
- Kemampuan
mengekspresikan keunikan diri
- Berpikir positif kepada orang lain
- Mampu berkomunikasi yang baik (Menjadi komunikator dan pendengar yang baik)
- Percaya
diri dan penghargaan diri yang baik
- Memiliki
orientasi berkerja sama dengan orang lain
- Mencintai
orang lain
Enam values
tersebut menjadi mentalitas dasar bagi setiap siswa. Bagaimana enam nilai
tersebut direfleksikan dengan berbagai metode dalam sebuah pelatihan
kepemimpinan diri? Enak nilai itu kami rancang dan kami refleksikan dengan berbagai
metode dalam sebuah pelatihan selama satu hari.
![]() |
Siswa SMP Yuwati Bhakti Sukabumi-membangun rasa percaya diri dan penghargaan diri |
Mengapa
penting kemampuan mengekspresikan keunikan diri?
Setiap pribdi
itu beda alias unik. Keberbedaan alias keunikan ini harus diterima sebagai
karunia, dan karena itu harus diungkapkan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Kemampuan
dan keberanian mengungkapkan keunikan diri merupakan karakter yang harus terus
dihidupi dalam hidup bersama. Adanya konflik didalam masyarakan disebabkan pandanganyang
tidak menerima keunikan alias perbedaan. Sikap ini sangat berbaha. Karena hal
seperti itulah, banyak orang tidak berani mengakui dan menerima keunikan
dirinya. Orang mulai mencari rasa aman dalam kebersamaan dan nyaman menjadi
sama seperti orang lain. Pada pelatihan ini para siswa diajak menyadari betapa
kunikan diri bukan hanya harus diterima tetapi harus diungkapkan. Pengungkapan keunikan
diri adalah bagian dari rasa syukur kepada Tuhan sekaligus ungkapan kebahagiaan
sebagai pribadi.
![]() |
Menjadi Pendengar yang baik |
Berpikir positif kepada orang lain
Ini sebuah
karakter penting. Tidak sedikit konflik baik dalam diri maupun dengan orang lain
disebabkan karena seseorang memandang orang lain dan diri sendiri secara negative.
Berbikir positif itu sebuah ungkapan yang indah dan mudah diungkapkan tetapi tidak
mudah dilaksanakan. Berpikir positif itu meyangkut pengelolaan emosi, pengelolaan
pikiran dan sebuah perubahan cara berbikir. Dalam istilah keagmaan perubahan
cara berpikir ini disebut pertobatan atau metanoia. Dalam pelatihan ini para
siswa diajari sekaligus memraktekan bagaiman merubah cara berpikir menjadi
positif.
![]() |
Berpikir positif dibangun dari dalam diri |
Mampu
berkomunikasi yang baik
Sebuah kompetensi
yang sangat penting pada era sekarang ini, yakni kemampuan dan keterampilan
berkomunikasi yang baik. Ketrampilan komunikasi ini bukan sekadar kemapuan
mengungkapkan ide dan gagasan tetapi mengungkan gagasan yang baik dengan cara
yang baik. Ini sebuah ketrampilan sekaligus keutamaan. Seorang yang memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik adalah seorang yang mampu menjadi pendengar
yang baik. Ia seorang listener yang baik. Pada pelatihan ini peserta belajar
bagaimana ketrampilan berkomunikasi itu dibangun dan dipraktekkan.
(berlanjut
pada bagian 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar