Selasa, 04 Juni 2019

Cara Membangun Mentalitas Pelajar yang Kuat


                        
Apa sih keprihatinan orang tua terhadap anak-anak zaman sekarang? Pertanyaan ini  menjadi pertanyaan pembuka pada sesi rekoleksi orang tua calon penerima komuni pertama. Kegiatan seperti ini sebenarnya mirip dengan ‘parenting’. Muncul daftar panjang keprihatinan mereka. Daftar panjang keprihatinan orang tua menjadi materi refleksi bagi saya dalam rangka menyusun materi latihan kepemimpinan para pelajar secara umum. Materi itu saya kemas dalam sebuah pelatihan dasar kepemimpinan untuk semua siswa. Kemasan pelatihan dasar kepemimpinan ini saya sebut “Basic Mentality for Student”. Pelatihan dasar ini diperuntukan bagi semua siswa bukan ditujukan hanya untuk sekelompok siswa pilihan. Mengapa? Karena pada prinsipnya semua siswa berhak memperoleh pembinaan mental dasar sebagai pribadi yang layak meraih kebahagiaan sebagai pelajar. Bahagia sebagai pelajar inilah sesungguhnya syarat memperoleh kesuksesan belajar.
Berikut ini beberapa topik topik refleksi pelatihan basic mentality untuk para siswa SMP Yuwati Bhakti Sukabumi Jawa Barat
  1. Kemampuan mengekspresikan keunikan diri
  2. Berpikir positif kepada orang lain
  3. Mampu berkomunikasi yang baik (Menjadi komunikator dan pendengar yang baik)

  1.  Percaya diri dan penghargaan diri yang baik
  2. Memiliki orientasi berkerja sama dengan orang lain
  3.  Mencintai orang lain

Enam values tersebut menjadi mentalitas dasar bagi setiap siswa. Bagaimana enam nilai tersebut direfleksikan dengan berbagai metode dalam sebuah pelatihan kepemimpinan diri? Enak nilai itu kami rancang dan kami refleksikan dengan berbagai metode dalam sebuah pelatihan selama satu hari.
Siswa SMP Yuwati Bhakti Sukabumi-membangun rasa percaya diri dan penghargaan diri

Mengapa penting kemampuan mengekspresikan keunikan diri?
Setiap pribdi itu beda alias unik. Keberbedaan alias keunikan ini harus diterima sebagai karunia, dan karena itu harus diungkapkan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Kemampuan dan keberanian mengungkapkan keunikan diri merupakan karakter yang harus terus dihidupi dalam hidup bersama. Adanya konflik didalam masyarakan disebabkan pandanganyang tidak menerima keunikan alias perbedaan. Sikap ini sangat berbaha. Karena hal seperti itulah, banyak orang tidak berani mengakui dan menerima keunikan dirinya. Orang mulai mencari rasa aman dalam kebersamaan dan nyaman menjadi sama seperti orang lain. Pada pelatihan ini para siswa diajak menyadari betapa kunikan diri bukan hanya harus diterima tetapi harus diungkapkan. Pengungkapan keunikan diri adalah bagian dari rasa syukur kepada Tuhan sekaligus ungkapan kebahagiaan sebagai pribadi.
Menjadi Pendengar yang baik

 Berpikir positif kepada orang lain
Ini sebuah karakter penting. Tidak sedikit konflik baik dalam diri maupun dengan orang lain disebabkan karena seseorang memandang orang lain dan diri sendiri secara negative. Berbikir positif itu sebuah ungkapan yang indah dan mudah diungkapkan tetapi tidak mudah dilaksanakan. Berpikir positif itu meyangkut pengelolaan emosi, pengelolaan pikiran dan sebuah perubahan cara berbikir. Dalam istilah keagmaan perubahan cara berpikir ini disebut pertobatan atau metanoia. Dalam pelatihan ini para siswa diajari sekaligus memraktekan bagaiman merubah cara berpikir menjadi positif.
Berpikir positif dibangun dari dalam diri 

Mampu berkomunikasi yang baik
Sebuah kompetensi yang sangat penting pada era sekarang ini, yakni kemampuan dan keterampilan berkomunikasi yang baik. Ketrampilan komunikasi ini bukan sekadar kemapuan mengungkapkan ide dan gagasan tetapi mengungkan gagasan yang baik dengan cara yang baik. Ini sebuah ketrampilan sekaligus keutamaan. Seorang yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik adalah seorang yang mampu menjadi pendengar yang baik. Ia seorang listener yang baik. Pada pelatihan ini peserta belajar bagaimana ketrampilan berkomunikasi itu dibangun dan dipraktekkan.
(berlanjut pada bagian 2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adakah Hukuman itu Membuat Siswa Menjadi Lebih Baik?

Pertanyaan ini bisa menimbulkan pro dan kontra terhadap adanya hukuman bagi siswa yang melanggar peraturan. Saya menjadi guru hampir 20 tahu...