Rabu, 29 Mei 2019

ALL ABOUT CHARACTER



Semua soal karakter. Bahkan kepemimpinan pun soal karakter. Seperti yang dikatakan Jocelyn Davis: kepemimpinan besar bukan soal berpidato yang hebat, atau merancang menggulingkan pemerintahan atau mengerahkan pasukan dalam jumlah yang besar. Tetapi soal janji-janji yang ditepati atau dilanggar, keputusan-keputusan yang dibuat dengan bijaksana atau terburu-buru, dan pendapat-pendapat yang disampaikan dengan ejekan atau senyuman. Singkatnya kepemimpinan adalah soal karakter.
Bukan hanya soal kepemimpinan, tetapi semua soal dalam kehidupan ini adalah soal karakter. Soal mendidik anak adalah soal karakter. Anda tidak akan bisa mendidik anak dengan baik, jika anda tidak mempunyai karakter yang kuat.  Apa profesi juga soal karakter. Soal bertetangga juga soal karakter; soal mengendarai kendaraan di jalan raya juga soal karakter. Setiap hal, bahkan bila itu Anda sendirian pun juga soal karakter. Misalnya Anda disebuah hutan seorang diri. Anda tersesat. Anda merasa kelaparan; anda bisa menyerah atau atau berjuang mencari jalan keluar adalah soal karakter. Contoh kedua, bila anda tidur di kamar seorang diri, Anda bisa saja langsung tidur atau anda akan berdoa terlebih dahulu itu juga soal karakter

Jika semua hal terkait dengan karakter, itu artinya karakter menjadi factor penentu kebahagiaan. (Saya lebih suka menggunakan kata kebahagiaan daripada kata sukses.) Sekolah sebagai Lembaga formal harus memandang Pendidikan karakter menjadi bagian terpenting dalam semua aktivitasnya. Termasuk proses pembelajaran di kelas, apapun pelajaran atau bidang studi yang diajarkan, pengembangan karakter harus menjadi sasaran pokok. Belajar Matetika bukan lagi soal mengajarkan penjumlahan atau rumus-rumus tetapi soal karakter, yakni bagaimana siswa secara tekun, sabar dan berpikir proseduran dalam keteraturan. Ini adalah soal karakter. Nah, apalagi pelajaran humaniora seperti kewarganegaraan, agama, budi pekerti, sejarah, music, olah raga dan lainnya.

Kelas berkaraker mensyaratkan guru yang berkarakter juga. Disini penting sekalo guru terus mengembangkan diri, membangun karakter yang kuat, seperti rendah hati, sabar dan seterusnya. Guru seperti ini menjadi guru sejati dalam sekolah. Guru minimal mempunyai mentalitas dasar yang baik ( Basic Mentality Training) Program ini sangat menarik sekaligus sangat penting bagi para guru. Agar guru sungguh menjadi pendidik dan pengajar yang digerakkan oleh hati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adakah Hukuman itu Membuat Siswa Menjadi Lebih Baik?

Pertanyaan ini bisa menimbulkan pro dan kontra terhadap adanya hukuman bagi siswa yang melanggar peraturan. Saya menjadi guru hampir 20 tahu...